Perjuangan Asmar Guru SMPN 9 Bulukumba yang Diajak Siswanya Belajar di Tengah Sawah

RUBRIK.co.id, BULUKUMBA- Pemerintah meniadakan kegiatan belajar mengajar di sekolah untuk mencegah penyebaran Covid-19.Sebagai gantinya, pemerintah mewajibkan siswa untuk belajar di rumah.

Sebagai gantinya, pemerintah mewajibkan siswa untuk belajar di rumah. Para guru akan memberikan tugas pelajaran pada siswa melalui grup-grup media sosial yang bisa diakses dengan ponsel pintar.

Asmar guru Prakarya  SMPN 9 Bulukumba, Sulawesi Selatan yang mengajari langsung siswanya ditengah sawah Senin 5 Oktober 2020.

“Tidak semua peserta didik memiliki alat telekomunikasi untuk sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) sehingga kita datang ke rumah siswa untuk memberikan tugas atau mengajar mereka,tapi para siswa memilih untuk belajar ditengah sawah,”ujar Asmar

Ia menerangkan selama pandemi Covid-19 pemerintah memutuskan untuk memberlakukan belajar di rumah dan kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah dengan berbagai sistem.

Sistem daring merupakan salah satu yang cukup efektif dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Akan tetapi, tidak semua peserta didik dapat mengikuti sistem pendidikan tersebut karena terkendala alat komunikasi HP untuk belajar internet.

Agar peserta didik selama proses belajar di rumah masih mendapatkan pengajaran, sejumlah tenaga pendidik di daerah itu menyambangi rumah-rumah siswa untuk memberikan tugas dan pengajaran.

“Siswa yang rumahnya berdekatan kita minta untuk belajar bersama,” kata Asmar.

Selain tidak memiliki alat komunikasi yang mendukung sistem pembelajaran daring, akses rumah peserta didik tersebut cukup jauh dari teman-temannya.

“Saya datang kerumah siswa tapi mereka memilih  ditengah sawah dengan alasan lebih tenang,” ucapnya.

Ditambahkan Aswar jarak antara rumah dengan persawahan lumayan jauh, ada sekitar 500 meter, tapi siswa tetap semangat mengikuti semua proses belajar.

Fira (15) siswa SMPN 9 Bulukumba mengatakan , kalau dirinya memilih belajar ditengah sawah karena selain tenang juga konsentrasi dalam belajar lebih baik.

“Dirumah saya ada usaha pembuatan batu merah, jadi sedikit banyak debu dan asap dari pembakaran, jadi saya minta kepada guru untuk belajar ditengah sawah dibelakang rumah saya,” ujarnya.

Fira  dan teman-temannya berharap, Pandemi Covid-19 ini segera berakhir, agar bisa kembali belajar di sekolah secara normal.

Sementara itu, salah satu orangtua siswa Darmawan mengatakan  sistem pembelajaran jarak jauh secara daring telah menimbulkan sejumlah masalah baru, mulai dari sinyal internet, hingga biaya ekstra yang harus dikeluarkan oleh orang tua demi membelikan kuota internet untuk anaknya.(**)

Komentar