Ditanya AHP Makna ‘Dikerja Bukan Dicerita’, Ini Jawaban Andi Utta

RUBRIK.co.id,BULUKUMBA- Sesi tanya jawab antar pasangan calon (Paslon) menjadi salah satu sesi menarik dalam Debat Publik Pilkada Bulukumba 2020, Jumat (6/11/2020).

Seperti pertanyaan Calon Bupati Bulukumba nomor urut 1 (Satu) Andi Hamzah Pangki, ke paslon nomor 4 (Empat) Andi Muchtar Ali Yusuf dan Andi Edy Manaf.

Mantan Ketua DPRD Bulukumba itu menanyakan makna dibalik tagline paslon nomor urut 4 itu, yakni ‘Dikerja Bukan Dicerita’.

“Mohon dijelaskan ke kami, bagaimana pendapat bapak terkait dikerja bukan dicerita. Mohon dijelaskan bagaimana hubungannya dengan pemerintahan,” tanya Hamzah Pangki.

Dengan santai, Andi Utta kemudian menjawab pertanyaan Hamzah Pangki dengan santai sambil tersenyum.

“Dikerja bukan dicerita itu tagline saya, itu semua natural dari saya. Selama ini saya dengar biasanya hanya cerita, musrembang, konsep, old by consept and cannot implementation. Tidak ada solusi yang diimplementasikan,” jawab Andi Utta.

Andi Utta memberikan contoh, terkadang dalam delapan jam, hanya satu jam yang digunakan untuk kerja maksimal, sisanya hanya cerita.

Bahkan terkadang, tujuh jam yang seharusnya bisa digunakan untuk kerja malah digunakan untuk nongkrong di warung kopi (Warkop).

“Apa yang bisa didapatkan, bagaimana mau mengangkat, meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) kalau sudah begitu,” kata Andi Utta.

Olehnya, pemerintah juga harus ambil peran, bukan hanya cerita saja. Tapi, lanjut Andi Utta, bagaimana pemerintah memaksimalkan waktu dengan baik bekerja, sehingga ada solusi.

“Itulah kenapa saya bilang dikerja, karena potensi Bulukumba besar dan kaya. Khususnya di sektor pertanian harus dicarikan solusi, dan dikerja bukan hanya dicerita, jangan hanya konsep,” tambahnya.

Pasca debat, Juru Bicara Bicara Andi Utta, Andi Echa menambahkan, bahwa ‘Dikerja Bukan Dicerita’ tersebut bukan berarti dikerja dulu baru dicerita. Seperti banyak isu yang dihembuskan.

Akan tetapi, dikerja bukan dicerita bermaksud tentang bagaimana pemerintah hadir di setiap sendi masyarakat mengimplementasikan solusi, bukan hanya cerita atau sekadar konsep saja.

“Jadi tagline itu sangat dalam maknanya. Bisa menjadi motivasi. Karena terkadang kita tidak sadar bahwa kita lebih banya bicara, beretorika dibanding bekerja,” jelasnya.(**)

Komentar