RUBRIK.co.id, BULUKUMBA- Perjuangan para petani di Kabupaten Bulukumba khususnya Gantarang agar tetap bisa panen di musim tidaklah ringan. Bermalam di sawah.
Perjuangan para petani ini sudah berlangsung sejak beberapa malam belakangan ini saat benih padi mereka baru ditanam beberapa hari. Demi lahan sawah tetap basah, mereka rela tubuhnya digigit nyamuk serta berteman dengan malam yang gelap dan cuaca dingin.
Muhammad Sulhan adalah salah satu petani yang rela meninggalkan rumahnya untuk bermalam di sawah. Sejak beberapa malam terakhir dia memutuskan untuk ‘pindah’ tidur sementara dari rumahnya.
Untuk memastikan sawahnya terairi, dia harus begadan menunggu giliran untuk mendapatkan aliran air irigasi masuk ke tanaman padinya yang baru berumur sekitar 1 bulan lebih.
Bukan hanya itu bahkan beberapa petani menggunakan pompa untuk mengisap air yang ada disekitar sawahnya tentunya membutuhkan bahan bakar. Beruntung, dia tidak perlu menyewa lantaran sudah punya pompa sendiri.
“Biasanya ngoperasiin pompa pas malam . Kalau siang airnya kecil beda dengan malam, kalau ada rawa-rawa biasanya mesin mengisap air dari situ dan dialirkan ke sawah saya,” Kata Sahabuddin petani lainya yang ada di Gantarang .
Agar lahan sawahnya tetap basah, setidaknya Sahabuddin harus menyiapkan uang sebesar Rp25 ribu per malam . Uang sebesar itu untuk membeli bahan bakar agar pompa miliknya tetap bekerja untuk mengairi sawahnya .
Untuk bahan bakar, dia menggunakan Pertalite. Harga Pertalite saat ini di angka Rp7.800.
Beruntung, dia tidak melulu dipusingkan dengan biaya untuk membeli bahan bakar. Sebab, tidak jarang petani lainnya minta bantuan Sahabuddin untuk mengairi sawah miliknya.
“Ada saja yang menyuruh buat mengairi sawah. Alhamdulillah, buat beli bensin kalau pas malam,” ujar dia.
Sahabuddin mengaku ada beberapa hektar lahan pertanian petani terancam puso dan gagal panen. (**)
Komentar