RUBRIK.co.id, BULUKUMBA- Vaksinasi Covid-19 bukan saja untuk yang berusia dewasa tetapi juga untuk anak usia 12 sampai 17 tahun, Tim Vaksinasi Covid-19 mencatat terdapat 8.731 anak yang telah divaksin dosis pertama sampai pada 6 Nopember 2021.
Jubir Satgas Covid-19 Kabupaten Bulukumba Daud Kahal mengungkapkan, sedikitnya terdapat 43.695 anak yang tercatat sebagai sasaran vaksinasi, di antaranya yang telah divaksin dosis pertama 20 persen, sementara dosis ke-dua baru sekitar 6,4 persen.
Daud mengungkapkan bahwa vaksinasi khusus anak tersebut digelar di sekolah-sekolah dan diikuti oleh masing-masing siswa dari sekolah tersebut yang bersyarat untuk vaksin.
Vaksinasi anak ini dimaksimalkan agar target capaian vaksinasi 50 persen pada Nopember tahun ini dapat dipenuhi tentu dalam rangka mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok di Kabupaten Bulukumba.
Diketahui, total sasaran vaksin di Kabupaten Bulukumba sebanyak 346.759, saat ini sudah terdapat 27,5 persen di antaranya yang telah divaksin dosis pertama, dan 15,2 persen yang divaksin dosis ke dua.
Sebelumnya, Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf belum puas terhadap capaian vaksinasi di Kabupaten Bulukumba.
Menurut Andi Utta sapaan Andi Muchtar Ali Yusuf, capaian vaksinasi masih jauh dari yang ditargetkan dan masih jauh untuk mencapai kekebalan kelompok atau yang dikenal dengan istilah herd immunity.
“Vaksinasinya kita di Bulukumba baru 25 persen, kita kedua terendah dari kabupaten lain,” ungkap Andi Utta saat menghadiri salah satu pertemuan bersama para Camat dan Kepala Desa serta sejumlah Kepala OPD di Ruang Pola Kantor Bupati, Kamis 4 Nopember 2021, lalu.
Sementara itu, Epistemolog Universitas Hasanuddin (Unhas) Ansariadi menerangkanz bahwa vaksinasi dapat membuat herd immunity atau kekebalan kelompok, namun untuk mencapai herd immunity maka 80 persen penduduk dari total populasi mesti mendapatkan vaksin.
“Untuk mencapai Herd Immnity, maka biasanya dipakai standar 80 persen dari populasi yang seharusnya divaksinasi, dengan ketentuan utnuk mencegah kemungkinan terjadinya lonjakan kasus (wabah), dengan catatan yang sisanya 20 persen itu tersebar merata tempat tinggalmya. Jangan terkonsentrasi dalam satu wilayah,” terang Ansariadi, beberapa waktu lalu.(**)
Komentar