RUBRIK.co.id, JAKARTA- Setelah pemerintah resmi mencabut kebijakan harga eceran tertinggi (HET), minyak goreng sudah mulai ada di pasaran. Meski begitu, di beberapa daerah minyak goreng masih langka dan terbilang mahal.
Hal ini membuat bahan pokok sehari-hari ini banyak diperebutkan dan menimbulkan sejumlah kewaspadaan baru. Salah satunya adalah praktik penjualan minyak goreng palsu di pasaran, seperti yang terjadi di Kudus akhir Februari lalu.
Menanggapi kondisi ini, peneliti Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya sekaligus Dosen Prodi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis (TLM), Vella, menjelaskan seperti apa minyak goreng yang asli dan palsu.
“Minyak goreng merupakan bahan pangan yang memiliki komposisi utama berupa trigliserida yang berasal dari bahan nabati dan telah melalui proses pemurnian,” ujarnya dikutip dari laman resmi UM Surabaya, Sabtu (19/3/2022).dikutip dari situs detik.com.
Cara Membedakan Minyak Goreng Asli dan Palsu
Vella menjelaskan ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat umum untuk melakukan deteksi keaslian minyak goreng, yaitu memalui uji organoleptic yang merupakan pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat pengukuran produk.
“Uji organoleptic dapat dilakukan meliputi deteksi warna, bau, penampakan dan tekstur,” jelasnya.
1. Warna minyak
Menurut Vella, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk melihat apakah minyak goreng tersebut asli atau palsu adalah dengan melihat warna dari minyak goreng tersebut.
“Minyak goreng asli memiliki warna kuning hingga kuning pucat, jika terlihat warna selain itu atau didapati warna yang lebih gelap maka bisa dinyatakan tidak normal atau termasuk minyak goreng palsu,” paparnya.
2. Bau
Selain itu, minyak goreng palsu juga bisa dideteksi dengan cara mencium baunya. Hal ini karena minyak goreng palsu memiliki bau yang khas.
“Deteksi bau juga dapat dilakukan untuk menguji keaslian minyak goreng. Minyak goreng memiliki bau yang khas, yaitu bau kelapa atau cenderung tidak berbau. Jika tercium bau yang khas atau tidak berbau maka minyak dinyatakan normal,” terang Vella.
Jika tercium bau lain, seperti bau tengik, amis dan lainnya maka dapat dinyatakan minyak goreng tersebut tidak normal atau palsu.
Bau tersebut dapat muncul karena minyak goreng palsu biasanya merupakan minyak goreng oplosan atau gabungan antara minyak baru dan bekas.
3. Perhatikan tekstur
Cara terakhir, dijelaskan Vella adalah dengan mendeteksi penampakan atau tekstur. Minyak goreng asli umumnya memiliki tekstur cair dan encer.
Sedangkan minyak goreng palsu biasanya teksturnya cenderung lebih kental, mengingat minyak palsu terbuat dari minyak bekas, maka tentunya sudah digunakan untuk menggoreng secara berulang.
“Akibatnya kandungan bahan masakan baik berupa kandungan lemak, tepung dan lain seterusnya akan membuat tekstur minyak palsu menjadi lebih kental jika dibandingkan dengan minyak asli yang memang belum pernah digunakan untuk menggoreng.
Vella juga berpesan kepada masyarakat untuk melakukan deteksi keaslian minyak goreng. Hal ini karena penggunaan minyak goreng palsu dapat menyebabkan terjadinya masalah kesehatan serius.
“Ketika makanan diolah menggunakan minyak goreng palsu maka akan memicu terjadinya radikal bebas yang dapat membuat kerusakan sel dan jaringan dalam tubuh ketika kita mengkonsumsi makanan yang diolah menggunakan minyak goreng bekas tersebut,” tutur Dosen UM Surabaya tersebut.(**)
Comment