RUBRIK.co.id, BULUKUMBA- Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Bulukumba mulai ketir-ketir terkait rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pertalite. Mereka khawatir kenaikan harga BBM akan memukul usaha yang baru saja bangkit imbas pandemi Covid-19.
Warga kecamatan Gantarang, Hj Mini 55 mengaku usaha karak yang dilakoninya sudah terdampak kenaikan harga minyak goreng. Kini, pemerintah berniat menaikkan harga BBM. Secara otomatis kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga komoditas lain dan membuat usahanya semakin terpukul.
“Kita baru saja bangkit dari Corona. Lalu kemarin terdampak harga minyak goreng. Sekarang pertalite akan dinaikkan bisa-bisa gulung tikar,” keluhnya kepada wartawan rubrik.co.id Rabu 31 Agustus 2022.
Sejak kenaikan harga minyak goreng, dia mengaku terpaksa menaikkan harga jual. Selain itu, dia juga mengurangi takaran untuk menutup biaya operasional.
“Keripik pisang biasanya kita jual Rp 1000 ribu perbungkus kalau BBM naik pasti kita kasih naik juga , dampaknya pembeli pasti protes .,” katanya. Kenaikan harga produk tentunya berimbas pada berkurangnya permintaan.
Hal senada disampaikan pelaku UMKM asal kecamatan Rilau Ale Rosmini 42 . Dia khawatir usahanya yang sudah dilakoni sejak 10 tahun lalu bisa terpuruk dengan kenaikan harga BBM.
“Saya jualan kue kering dan lainnya. Sekarang sudah kena imbas kenaikan harga minyak goreng,” katanya.
Kenaikan harga BBM akan memberikan dampak signifikan terhadap biaya produksi. Dimungkinkan kenaikan harga barang tidak terelakkan. Dia meminta kepada Pemerintah agar mengkaji secara matang jika benar-benar ingin menaikkan harga BBM. Salah satunya dengan perhatian lebih kepada pelaku UMKM.(**)
Komentar