Demam Katto-katto Juga Landa Warga Bulukumba, Harus Pakai Trik Jangan Asal Main Bisa Luka 

RUBRIK.co.id,BULUKUMBA- Bagi anak remaja era 90-an, pernah merasakan perihnya bermain Katto Katto alias Latto Latto. Permainan Katto-katto sebenarnya adalah mainan yang lahir dari anak-anak Amerika Serikat yang diberi nama Clackers Balls Toys.

Permainan ini ada sejak era tahun 1960-an. Namun saat ini kembali digemari oleh anak-anak Zaman Now. Bahkan orang dewasa sekalipun. Saban hari, suara taktok-taktok dari mainan ini pernah populer di Indonesia pada tahun 90-an. Termasuk permainan ini pernah populer di Bulukumba dan banyak orang yang pernah merasakan perihnya permainan ini.

Tak jarang dari mereka yang belajar bermain katto-katto harus mengalami memar di pergelangan tangan, olehnya perlu pengawasan orang tua saat anak memainkannya.

Di kabupaten Bulukumba , Katto-katto kembali digemari saat ini. Suaranya yang nyaring terdengar dari sudut-sudut lorong permukiman warga.

Gerombolan anak-anak mengayunkan Katto Katto di tangannya kini jadi pemandangan sehari-hari, sejak demam katto-katto melanda berbagai daerah di Tanah Air. Mereka tampak asik. Bahkan berlomba agar bisa bertahan beberapa lama.

Syahrul Mahasiswa salah satu universitas di Makassar mengaku kalau dirinya tertarik untuk bermain katto-katto karena selain harus melatih skil suara katta-katto juga menarik untuk di dengar.

Menurut dia, permainan katto-katto dapat menghilangkan stres, juga dapat mengurangi aktivitas anak-anak bermain game digital yang banyak membawa dampak negatif. Dengan bermain katto-katto, setidaknya mengurangi anak-anak bermain game,” kata pemuda asal kecamatan Gantarang ini.

Hanya saja, Syahrul mengingatkan, bermain katto-katto harus lebih hati-hati, dibutuhkan kesabaran dan ketelitian agar tidak membahayakan diri sendiri, termasuk orang di sekitar. Sebab jika tidak berhati-hati, permainan dua bola damar plastik dan tali ini bisa melukai diri sendiri, ataupun orang di sekitar.

Syahrul menyarankan, bagi orangtua agar mengawasi anaknya bermain-main katto. “Sebab, jika belum mahir, bisa saja melukai anak,” katanya.

Demam bermain katto-katto ternyata membawa keuntungan bagi pedagang permainan anak.

Rahma salah seorang penjual mainan anak di pasar sentral, mengaku sejak demam katto-katto di Bulukumba katto-katto jualannya laris manis. “Setiap harinya laku 3 sampai 4 lusin,” katanya. (**)

Komentar