BKKBN Bulukumba sosialisasi Program Bangga Kencana Tekan Angka Stunting

RUBRIK.co.id,BULUKUMBA- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Bulukumba (BKKBN) bersama Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan Dra. Andi Ritamariani, M.Pd dalam Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) sebagai upaya menekan angka stunting.

Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan Dra. Andi Ritamariani, M.Pd, mengatakan sosialisasi Program Bangga Kencana ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Selain itu, kegiatan edukasi ini merupakan upaya BKKBN mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan sehat, melalui berbagai kelompok kegiatan di masyarakat yang dalam hal ini difokuskan pada bina keluarga remaja (BKR).

“Kegiatan ini penting dilakukan untuk mengedukasi masyarakat agar sadar dalam menjaga kesehatan keluarga sesuai Perpres 72 Tahun 2021. Yang mana pemerintah memfokuskan dalam menekan angka stunting di Indonesia,khususnya di Kab. Bulukumba” katanya di Polkes 1411.09 Blk.

“Karena wilayah Bulukumba ini masuk sebagai daerah yang angka stuntingnya cukup tinggi secara nasional Kondisi saat ini stunting di Indonesia 27,67%
sedangkan target yang harus dicapai pada tahun 2024 adalah 14 persen. Maka Program
Keluarga Berencana merupakan salah satu program spesifik dalam upaya
penurunan angka stunting. Oleh karena itu, masih perlu upaya kerja keras dalam
menurunkan angka stunting tersebut, antara lain melalui peningkatan kesertaan KB
untuk menunda atau menjarangkan kelahiran pada keluarga yang berisiko stunting” ungkapnya.

Sementara itu Dandim 1411/Bulukumba, Letkol Inf Kaharuddin Dj., S.Pd., M.Tr. (Han) menyampaikan dalam upaya menekan angka stunting di Indonesia harus diawali dengan mempersiapkan masyarakat muda yang ingin menikah agar menjaga asupan makanan, bahkan memeriksakan kondisi kesehatan tiga bulan sebelum nikah, sehingga ketika ibu hamil tetap dalam kondisi sehat baik orang tua maupun bayi.

“Jadi yang pertama itu kita harus mulai mempersiapkan anak-anak muda yang mau menikah. Nanti ketika hamil mereka sudah paham dalam menjaga kesehatan diri dan balitanya,” tuturnya.

Ia mengatakan, pihaknya terus mendorong pemerintah pusat maupun daerah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait sadar pentingnya menjaga pola hidup sehat sebagai salah satu mencegah terjadinya stunting pada balita.

“Sehingga pelan-pelan kasus stunting ini yang ditargetkan pemerintah di tahun 2024 bisa tercapai hingga turun mencapai 14 persen,” katanya.

Ia menambahkan sebagai Dandim “Gerak cepat harus kita lakukan, karena di tahun 2024 kita menargetkan secara nasional itu 14 persen angka stunting,” kata dia

Sementara, Kadis DPPKB3A dr. Wahyuni, mengatakan Kendati demikian, pihaknya pun mendorong agar semua pihak baik dari organisasi perangkat daerah (OPD) dan perangkat tingkat kecamatan/desa di Banten diharapkan agar bisa bersama-sama menekan laju peningkatan angka kekerdilan tersebut.

“Jadi ini perlu bersama-sama, baik OPD dan masyarakat dalam mengatasi stunting ini. Tidak bisa stunting hanya dikerjakan oleh satu pihak saja, Tapi mulai dari pemerintah, legislatif dan masyarakat harus ikut terlibat,” katanya.

Ia menjelaskan, untuk penyebab terjadinya peningkatan pada kasus stunting itu didasari dari masyarakat muda, yang mana kebanyakan dari mereka melakukan pernikahan dini dan itu mempengaruhi terhadap potensi pada kasus stunting sendiri.

Selain sosialisasi tersebut dilaksanakan juga kegiatan pelayanan Akseptor KB di Polik Kodim 1411/Blk yang diikuti oleh anggota Persit KCK Cab. XXVIII, Personel Kodim 1411/Blk, Polres, Dinkes, Kecamatan Ujung Bulu, Kemenag, Baznas, IBI, Puskesmas Caile dan Ka UPTKB serta IpeKB.

Setelah sosialisasi selesai Ibu Ketua Persit KCK Cab. XXVII Dim 1411/Blk Nuke Kaharuddin Dj. bersama kepala BKKBN melaksanakan kegiatan anjangsana dalam rangka Peringatan hari ibu yamg melibatkan 16 organisasi Perempuan Kab. Bulukumba. Tutupnya.(rls)

Komentar