RUBRIK.co.id,BULUKUMBA- Jika sholat tarawih usai, sebagian jamaah bergegas untuk mendatangi warung kopi mau pun kafe. Maklum sudah hampir 15 jam tidak ngopi membuat rasa di mulut masih belum pas.
Di kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan warung kopi hanya buka setelah sholat tarawih hampir semua warung kopi penuh saat pulang sholat tarawih ini terlihat diawal mula puasa Selasa malam 12 Maret 2024.
Pantauan wartawan di warung kopi Samratulangi jalan samratulangi kota Bulukumba tampak juga ada konsumen yang masih menggunakan peci/kopiah, sarung, duduk di warung kopi. Mereka hanya untuk melampiaskan rasa rindu ngopi, yang selama satu hari penuh ditahan karena berpuasa.
Begitupun pekerja warung kopi itu sendiri, mereka harus siap meladeni ‘gelombang’ orang yang datang secara bersamaan menuju warung kopi terdekat.
Andis seorang penikmat kopi sangat mengerti betul bagaimana rasanya selama satu hari tidak merasakan kopi. Sehingga ketika selesai sholat tarawih, dia lebih memilih pergi ke warung kopi sebelum pulang ke rumah masing-masing.
“Ngopi malam ini sebagai pelampiasan dari satu hari menahannya, karena puasa,” kata
Andis warga desa Barombong, kecamatan Gantarang saat berada di warkop Ratulangi kota Bulukumba.
Aktivitas ngopi memang menjadi budaya di kabupaten Bulukumba juga tempat persinggahan kedua setelah keluar dari rumah sebelum memulai rutinitas di kantor dan sebaliknya.
Akbar warga desa Taccorong, kecamatan Gantarang mengatakan ketika sholat tarawih usai, warga akan memenuhi warung kopi. Ngopi sembari bermain halma, mendengar ayat-ayat suci Alquran dan bercengkerama dengan teman adalah hal yang kerap dilakukan setelah seharian puasa.
“Karena hanya habis tarawih warkop buka, kalau siang hari tidak mungkin. Ya inilah kebiasaan masyarakat Bulukumba sebagian khususnya kaum pria di malam bulan Ramadhan,” katanya. Ada juga sebagian orang yang hanya ngopi sebentar saja, lalu melanjutkan aktivitas malam hari, yaitu bertadarus.
Tidak heran, warkop Ratulangi penuh sesak. Sampai-sampai banyak yang tidak mendapatkan tempat duduk. Apalagi parkiran mengular hingga memakan badan jalan.
Meski hanya diperbolehkan buka pada malam hari di bulan Ramadhan, sebagian pemilik warung kopi di kota Bulukumba justru meraup keuntungan lebih dari hari biasanya. “Satu malam bisa sampai 150 sampai 250 gelas kopi belum juga yang pesan ke rumah melalui aplikasi kurir,” kata Awal peracik kopi warkopRatulangi.(**)
Komentar