RUBRIK.co.id,BULUKUMBA- Kematian pasien bersalin kembali terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Andi Sultan Dg Radja Kabupaten Bulukumba, pada Jumat, 19 November 2021, lalu.
Salah seorang kerabat dari pasien yang dikonfirmasi melalui WhatsApp membenarkan adanya kasus kematian Ibu pasca melahirkan dengan jalan SC tersebut.
Informasi sementara dari salah seorang kerabat berinisial M menyampaikan bahwa pasien yang berasal Desa Kalumpang, kecamatan Bonto Tiro tersebut baru saja menjalani operasi Sectio namun naasnya nyawanya tidak dapat diselamatkan karena tidak ada stok darah yang tersedia di rumah sakit.
Pihak RSUD melalui humasnya Gumala Rubiah juga membenarkan informasi adanya kematian pasien bersalin, namun ia enggan berkomentar banyak karena menurutnya saat ini masih dilakukan audit.
Gumala mengungkapkan bahwa saat ini audit dilakukan audit maternal oleh komite medik RSUD H Andi Sultan Dg Radja.
“Belum bisa komentar ini dinda, belum ada keluar hasil auditnya,” singkat Gumala, saat dikonfirmasi, Rabu, 24 November 2021 lalu kepada wartawan
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba dr. Wahyuni menerangkan bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait peristiwa tersebut dan menurutnya kematian terjadi pasca post sectio.
“Kami sudah dapat laporan dari seksi KIA bahwa ada kematian ibu di RS pasca post sectio. Terkait penyebab menunggu hasil dr RS,” singkat dr. Wahyuni.
Terpisah, Ketua Formap KIA, Muhajir menyesali kejadian tersebut karena sudah berulang kali terjadi kematian ibu bersalin karena tidak adanya stok darah yang tersedia di rumah sakit.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan tahun 2018-2020 semua kematian Ibu terjadi di rumah sakit dan klinik (baca: fasilitas kesehatan) dan penyebabnya didominasi oleh kasus perdarahan di perburuk dengan terbatasnya stok darah di rumah sakit.
“Oleh kerena itu, kami mewakili masyarakat mendesak dinas kesehatan untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap sistem kegawatdaruratan darah bagi ibu bersalin agar kasus tersebut dapat diminimalisir,” tambah Muhajir.
“Hal ini menjadi rapor merah bagi pemerintah di bidang kesehatan karena kematian Ibu mengalami peningkatan yang tentunya mempengaruhi kenaikan AKI secara Nasional,” tutupnya. (**)
Komentar