RUBRIK.co.id,BULUKUMBA- Salah seorang siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 205 Bontosunggu,desa Bukit Tinggi, kecamatan Gantarang , kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan mengalami trauma dan ketakutan usai diduga disekap dan dianiaya (dipukul) oleh gurunya sendiri.
Kepada wartawan Kamis 8 Juni 2023 orang tua murid ,Supardi mengatakan pasca kejadian penganiayaan yang dilakukan oknum guru terhadap putranya membuat sang anak trauma dan takut untuk masuk sekolah.
” Tadi pagi menangis tidak mau masuk sekolah takut dipukuli lagi sama gurunya, tapi saya paksa untuk tetap masuk belajar,” kata Supardi.
Menurutnya akibat penganiyaan terhadap putranya sikap sang anak berubah selain selalu merasa takut juga terlihat sudah malas untuk masuk kesekolah.
Untuk menghindari dan menbantu mental sang anak kesekolah terpaksa diantar ibunya dan menunggu sampai pulang sekolah.
Sementara itu kepala dinas pendidikan kabupaten Bulukumba Andi Buyung yang diminta keterangan terkait adanya dugaan penyekapan dan penganiyaan terhadap salah seorang murid SDN 205 Bontosunggu yang dilakukan oleh oknum guru berinisial SA sementara ditindak lanjuti.
” Saya sudah minta satgas untuk turun melakukan investigasi terkait adanya laporan ini,” kata Andi Buyung.
Ditambahkan Andi Buyung dinas pendidikan kabupaten Bulukumba akan memanggil kepala sekolah untuk mengklarifikasi terkait kasus ini.
Diberitakan sebelumnya NHA 8 murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 205 Bontosunggu, desa Bukit Tinggi, kecamatan Gantarang, kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan diduga disekap dalam ruangan dipukuli oleh oknum guru disekolahnya.
Hal ini diungkapkan oleh orang tua murid Supriadi kepada wartawan Rabu 7 Juni 2023 malam.
Supardi menceritakan hal ini diketahui setelah membuka pakaian sekolah putranya saat pulang kerumah.
” Saya baru tau setalah dia pulang sekolah saya buka bajunya saya kaget banyak bekas pukulan di badanya,” katanya.
Ditambahkan Supardi anaknya mengalami luka memar di bagian perut dan sejumlah luka lebam dibagian tubunya.
Dari keterangan putranya mengaku tidak tau menahu apa masalah sehingga oknum gurunya berinisial SA langsung memukul dirinya mulai dari depan sekolah sampai dalam ruang belajar,” ujarnya.
Bahkan dari keterangan putranya NHA mengaku sempat disekap dalam ruangan dan dipukuli menggunakan tangan SA.
“Seandainya saya tidak dibuka bajunya saya tidak tau kalau anak saya sudah dipukuli gurunya di sekolah sampai lebam-lebam,” katanya.
Bahkan Supardi mengaku putranya mengalami trauma dan takut untuk masuk sekolah.
” Selain trauma anak saya sampai saat ini masih merasa sakit akibat pukulan tersebut,”Ungkapnya.
Usai kejadian tersebut oknum guru SA datang kerumah kerabatnya yang tidak lain adalah neneknya sendiri untuk meminta maaf atas perbuatan yang telah dilakukanya.
” Dia datang di rumah orang tua saya (nenek NHA untuk meminta maaf mengaku khilaf dan penyakitnya kambuh lagi,” Tutupnya.(**)
Komentar