RUBRIK.co.id,BULUKUMBA- Musim panen tahun ini akan berlangsung di sejumlah wilayah di kabupaten Bulukumba salah satunya di kecamatan Gantarang Jumat 21 Februari 2025.
Nakir 54 petani asal kecamatan Gantarang mengatakan kalau merasa sangat bahagia dan senang dengan harga gabah yang sudah ditetapkan pemerintah Rp6.500 per kilogram tidak bisa dibawah harga.
” Saya lihat di media sosial termasuk TV bapak presiden Prabowo dan menteri pertanian sudah menerapkan harga gabah petani serentak dengan harga Rp.6.500 per kilogram,” Ujar Nakir.
Sementara itu salah seorang tengkulak (pedagang) gabah petani yang coba dimintai tanggapan terkait harga gabah Rp6.500 per kilogram mengatakan harga tersebut adalah harga serentak yang diberlakukan namun perlu juga diketahui kuwalitas gabah para petani.
” Iya harga serentak petani wajib 6500 tetapi harus sesuai kadar air gabah dan kualitasnya,” Ujar Hasdi pedagang gabah kepada wartawan.
Bahkan Hasdi mengaku nanti pengawasan harga gabah akan melibatkan TNI dalam hal ini Babinsa bersama bulog yang temui langsung petani karena ada beberapa yang mau didata dari petani,” Kata Hasdi.
Sementara itu kepala desa Bontonyeleng Andi Mauragawali yang warganya hampir 99 persen adalah petani saat dimintai tanggapan terkait hal tersebut mengatakan harga gabah tidak akan turun dari 6500 per kilogram.
Namun menurutnya masalahnya kalau hanya bulog yang mau serap semua gabah petani maka dikuwatitkan tidak mampu untuk mengolah semua dikarenakan harus dikeringkan kemudian di pabrik sementara Bulog tidak punya itu.
” makanya pedagang menjadi alternatif mitra bulog untuk menyerap gabah petani, pertanyaannya adakah pedagang mau rugi jawabnya pasti tidak ada,” Kata Opu sapaan akrab Andi Mauragawali.
Sementara itu Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso, merespon terkait kebijakan pemerintah yang menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah petani sebesar Rp 6.500 per kilogram.
Ia memahami bahwa tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk meningkatkan pendapatan petani, serta mendorong mereka menghasilkan gabah dengan kualitas terbaik.
“Ya, itu kan keinginan pemerintah untuk menaikkan pendapatan petani, satu Yang kedua, tentunya itu yang kita selalu menyampaikan, petani ini kan harus kita dorong untuk menghasilkan yang terbaik,” kata Sutarto dikutip dari liputan.6.com Jumat 21 Februari 2025.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya dukungan dan pendampingan terhadap petani dalam meningkatkan kualitas gabah yang mereka hasilkan.
“Kami dari penggilingan padi siap bekerja sama dengan pemerintah untuk melakukan pendampingan kepada petani, agar gabah yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi dan rendemannya baik. Dengan demikian, petani berhak mendapatkan harga yang lebih tinggi,” jelasnya.
“Makanya kami dari penggilingan padi siap untuk bersama-sama dengan pemerintah untuk melakukan pendampingan, supaya yang masuk ke pemerintah maupun ke pendampingan padi itu, ya tentunya yang diharapkan dia menjaga untuk yang berkualitas kan kalau berkualitas, misalnya kualitasnya tinggi, rendemannya tinggi, otomatis nanti pasti akan mendapatkan harga yang lebih tinggi,” jelasnya.
Sutarto juga menyatakan bahwa pendampingan kepada petani tidak bisa ditunda, terutama saat waktu panen. Menurutnya, petani perlu didampingi agar proses panen dapat dilakukan pada waktu yang tepat, karena jika terlambat atau terlalu cepat, kualitas gabah akan menurun.
“Dilapangan ini pendampingan waktu panen itu harus ada, justru penting jangan sampai petani itu misalnya belum waktunya panen malah dipanen.Alasannya jangan-jangan karena sering mengatakan alat panenya tidak terseida, jadi seolah-olah tergantung pada alat panen. Inilah yang harus didampingi,” jelas Sutarto.***
Komentar