RUBRIK.co.id,Bulukumba- Kendati beberapa hari terahir hujan mengguyur Bulukumba dan sekitarnya air irigasi di lahan pertanian Desa Bontonyeleng dan Pallanbarae kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan menurun bahkan hanya mengalir beberapa malam dalam seminggu dari irigasi induk. Akibatnya, para petani terpaksa ber gadang sampai dini untuk mendapatkan giliran jatah air agar tanaman padi petani tetap hidup.
Muhammad Faizal (22) petani muda asal Dusun Tapaleo desa Bontonyeleng harus rela bergadang untuk menunggu pasokan air dari hulu.
“Sebulan ini, air hanya mengalir pada malam hari mulai pukul 21.00 hingga pagi. Itupun cuma beberapa kali dalam seminggu” ujarnya saat su temui di Rabu malam 5 Februari sedang berada di sawahnya menunggu giliran jatah air.
Menurut Faizal kendati hujan turun beberapa hari terahir namun tidak mampu mengairi ratusan hektar sawah petani di Bulukumba khusunya desa Bontonyeleng dan Pallanbarae .
Sainuddin (55) petani di desa yang sama mengungkapkan hal serupa. Jika air mulai sulit seperti ini, kami mulai was-was ancaman gagal panen sudah mulai terlihat.
“Mudah-mudahan hujan akan terus menerus turun agar debit air di irigasi induk bisa bertambah dan petani bernafas lega” Kata Sainuddin.
Bukan hanya petani Bontonyeleng saja yang begadang sampai dini hari untuk mendapatkan air namun warga Desa Pallambarae juga merasakan hal yang sama.
Ambo (48) warga Dusun Bicari desa Pallambarae mengatakan kalau dirinya bersama petani lainya juga begadang untuk mendapatkan air irigasi ke sawah mereka.
” Saya juga begadang sampai subuh dini hari bersama petani lainya untuk mendapatkan air” kata Ambo.
Ambo berharap kalau kedepanya pemerintah Desa Bontonyeleng dan pemkab Bulukumba harus memberikan solusi terkait hal ini yang sudah terjadi hampir tiap tahun” tutup Ambo.(Sy)
Komentar