RUBRIK.co.id,BULUKUMBA- Beberapa elemen masyarakat di kabupaten Bulukumba meneriakkan penerapan status Pembatasan Sosial Bersala Besar (PSBB) Kamis 25 Juni 2020. Selain itu, pemerintah daerah diminta untuk melakukan evaluasi terkait penanganan corona virus atau Covid-19 di daerah berjuluk Butta Panrita Lopi tersebut.
Aktivis PFR Bulukumba, Rudy Tahas, mengatakan PSBB sudah patut diterapkan di Bulukumba. Seiring dengan kasus positif yang melonjak tajam.
“Bulukumba sebenarnya sudah harus PSBB selama 1 Bulan. Kita harus bergandengan tangan memaksimalkan sumberdaya yang ada,” kata pria yang akrab disapa Njet itu. Ketua KNPI Bulukumba, Akhmad Rivandi turut bersuara terkait kondisi akibat pandemi di Bulukumba.
Menurutnya pemerintah dan semua pihak harus turun tangan. Khususnya kata Dia perlu adanya evaluasi dan plan ke depan.
“Saatnya Satgas melakukan elvaluasi dan merumuskan langkah terbaik. Saya yakin mereka lebih tahu dengan data-data, kalau memang jalan keluar PSBB kenapa tidak,” singkat Kak Aco, sapaan akrab Akhmad Rivandi.
Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bulukumba mengalami peningkatan yang signifikan. Dalam dua hari terjadi penambahan 40 kasus baru. Sehingga per Kamis 25 Juni 2020 menunjukkan angka akumulasi 99 orang.
“Benar secara akumulasi total mencapai 99 orang, datanya masih menunggu dari Dinas Kesehatan,” kata M Daud Kahal, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bulukumba. Soal wacana PSBB, Daud Kahal mengatakan bahwa perlu kajian sebelum meminta persetujuan Menkes.
“Sejauh ini belum dilakukan (kajian). Kajian perlu seperti dari aspek epidemiologist, ekonomi, sosial, budaya dan juga kemampuan keuangan,” katanya. Termasuk beber Dia kesiapan masyarakat sendiri.
Sementara itu Bupati Bulukumba AM.Sukri Sappewali mengatakan mengatakan penerapan PSBB belum bisa terapkan karena melihat dampak besarnya.
“Untuk saat ini kita aktifkan lagi pengawasan di Bulukumba, untuk mencegah banyaknya penularan covid-19,” Katanya. (**)
Komentar