Kisah Sukses “Eril Cikas” Penjual Gorengan di Bulukumba Yang Jadi Jutawan

Setiap orang ingin meraih sukses di kehidupannya. Eril Cikas salah satunya. Terinspirasi dengan usaha gorengan 94 di jalan Sunu Makassar milik neneknya pria kelahiran Bulukumba 8 Oktober 1995 silam ini kini memiliki enam karyawan dengan omzet Rp 4 juta rupiah setiap hari. Simak kisahnya berikut ini.

Lalu lalang kendaraan di jalan dijalan Muh Hatta kelurahan Tanah Kongkong kecamatan Ujung Bulukumba terlihat di jalan tersebut. Tetapi hampir pengendara yang melintas dijalan tersebut berhenti dan rela antri hanya untuk membeli gorengan ‘Cikas’. nama belakang ‘Cikas ’ ini diambil dari nama pemilik usaha gorengan tersebut.

Untuk mencicipi gorengan ‘cikas ’ kita cukup naik angkutan kendaraan melewati beberapa ruas jalan dalam kota Bulukumba karena lokasinya tidak jauh dari pintu taman hutan kota dan kompleks perkantoran di Bulukumba. Gorengan ‘Cikas’ tidak jauh berbeda dengan gorengan yang bisa dibeli setiap penjual gorengan lainnya.

Gorengan ‘Cikas’ cukup tersohor di bilangan Bulukumba selain harganya murah, rasa yang nikmat, pelayanannya ramah juga ukuran gorengan relatif lebih besar dibandingkan gorengan pada umumnya. Ada beberapa pilihan bisa dibeli di gorengan ‘Cikas, dari tahu, sukung bakwan, ubi dan pisang.

Untuk membuktikan tersohornya, usai salat Dzuhur Rubrik.co.id pun menyambangi gorengan ‘Cikas’ di Pasar jalan Muh Hatta depan kantor kelurahan Tanah Kongkong,Benar saja, dari kejauhan gorengan ‘Cikas’ yang berada di sisi kiri dari arah kantor bupati Bulukumba dikerumunin para pelanggan.

Tampak dengan cekatan tiga orang pelayan memberikan pesanan para pembeli. Sementara tiga orang lainnya sedang sibuk menggoreng.

”Tabe , saya minta campur Rp20 ribu ya,” teriak salah satu pembeli.

Belum selesai pelayan mengemas pesanan gorengan, secara bergantian para pembeli yang sudah antre, sahut-menyahut memesan gorengan. “Eril , saya Tahu Rp10 ribu sama tempe Rp15 ribu,” pinta pembeli lainnya.
Sembari melayani pesanan pembeli, salah satu pelayan berusaha menenangkan para pelanggan. “Sabar ya, satu-satu. Semua akan dilayani,” katanya.

Di bangunan berukuran beberapa meter persegi gorengan ‘Cikas ’ memiliki tiga pengorengan berukuran besar. Di bagian belakang, tampak bahan pokok seperti minyak goreng, tepung terigu tersusun dengan rapi.

Suhu panas menyeruak serasa membakar kulit, saat ingin ini mendekati pemilik gorengan ‘Cikas’. Dengan cekatan tangan kiri Eril Cikas terus membolak-balik gorengan. Sementara tangan kanannya dengan saringan menuang gorengan yang sudah diangkat dari pengorengan. Mengetahui kedatangan berita online Rubrik.co.id ini, sejurus kemudian mengajak duduk menjauh dari tempat pengorengan.

Pemuda berparas tampang ini kemudian bercerita bagaimana ia sukses menjadi pengusaha. Dia berjualan sejak Januari 2019 lalu. Pemuda yang putus kuliah ini sempat menggeluti usaha warkop dan jual beli HP bekas ini 9 jam melayani pelanggan gorengannya dari bukan jam 12:00 siang sampai jam 21:00 wita malam hari.

”Sebenarnya kak tidak mau’ja berhenti usaha warkop jual kopi/jus rencana mau’ja jual gorengan kecil-kecilan didepan warkop tapi baru hari pertama buka lansung ramai dan hari kedua terus hari ketiga sudah antri’mi pempeli sampai-sampai warkop tidak terurus’mi gara-gara banyaknya pembeli gorengan” Kata Eril

Ditanya keuntungan dalam satu hari saja keuntungannya bisa mencapai Rp 4 juta bahkan 6 juta .

”Sehari bisa habis adonan hingga 50 kilogram tepung terigu,” katanya.

Dari pengakuan Eril Cikas , waktu menggeluti usaha warkop dan jual beli HP bekas ia sangat menikmati usaha tersebut karena selain banyak teman juga saat itu warkopnya juga banyak pelanggang.

”Yang masih ingat saat usaha warkop dan HP banyak juga ruginya karena terkadang saya ditipu konsumen” Katanya.

Eril Cikas yang selama beberapa bulan buka usaha warkop dan konter HP seken (bekas) mulai melirik berjualan gorengan. Dengan dalih iseng untuk menambah penhasilan ia pun ikut berjualan gorengan disaat itulah usaha warkop nya dan HP sekennya mulai tidak terurus karena banyaknya pelanggan yang mau beli gorengan.

Berbekal usaha warkop dan HP bekas sedikit demi sedikit uang yang diperolehnya digunakan Tarjo untuk modal berjualan gorengan. Modal pertama milik digunakan untuk membeli gerobak peralatan untuk menggoreng dan perlahan lahan dirinya mampu mengembangkan usahanya dari modal Rp. 3 juta sekarang omset perbulanya mencapai Rp. 28 Juta.

Menjadi penjual gorengan usaha Eril Cikas menyaingi penjual gorengan yang sudah berpengalaman. Dalam sehari untuk menjual gorengan buatannya tidak perlu dijajakkan keliling pembeli yang datang sendiri.

Keinginannya untuk membantu orang tua sudah bisa saya lakukan bahkan untuk membeli barang barang lainya dan kebutuhan hidup sehari – hari sudah tidak bergantung sama orang tua lagu bahkan saya sudah membuka lapangan kerja untuk beberapa pemuda di Bulukumba.

Menurut pemuda lajang ini rahasia untuk sukses adalah terus berinovasi dalam produk, jujur, dan memberikan yang terbaik.

Untuk itu, Eril Cikas berpesan kepada siapapun yang ingin memulai bisnis, jangan menjadikan modal sebagai hambatan. Yang terpenting, mulai saja terlebih dahulu.

“Saya berterima kasih pada Allah karena selalu diberikan rezeki,” katanya.

Saat ini, ia memiliki tekad untuk membantu masyarakat yang ingin berwirausaha. Karena ia sadar, salah satu kunci kesuksesannya saat ini adalah berbagi dengan sesama dengan ikhlas tampa meminta imbalan. (**)

Komentar