RUBRIK.co.id,BULUKUMBA- Pergantian musim kemarau ke penghujan adalah saat yang ditunggu-tunggu sebagian warga Bulukumba utamanya warga Desa Bontonyeleng kecamatan Gantarang kabupaten Bulukumba . Bila saatnya tiba, warga pun terjun ke sungai untuk berburu ikan ikan sidat.
” Iye, pergantian musim kemarau ke musim penghujan ini terdapat perubahan warna pada air sungai yang ada di kampung kami maupun kampung tetangga ini yang menjadi pertanda warga untuk berburu ikan ikan Sidat yang oleh warga dikenal dengan istilah ‘ Massapi’,” kata Aldi pemuda asal desa Bontonyeleng saat berburu ikan sidat di sungai Bijawang Jumat 24 Juni 2022.
Seperti yang dilakukan sekelompok warga di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang ini. Mereka secara beramai-ramai berburu aneka ikan sidat maupun ikan liar lainya yang biasanya keluar saat air sungai mulai naik akibat musim hujan.
“Kami gunakan alat seperti panah, perangkat ikan yang terbuat dari bambu maupun dengan alat yang menggunakan listrik dari aki motor yang kita rakit sendiri dan aman,” kata
Air Sungai Bijawang mengalami perubahan dari jernih menjadi keruh atau kecoklatan. Tradisi berburu ikat sidat sudah turun temurun bahkan bukan hanya di musim hujan saja,” kata Aldi.
Sakka 33 warga Bontonyeleng lainya yang ikut berburu ikan liar di Sungai Bijawang mengatakan kalau selain ikan sidat danginya enak untuk di konsumsi juga mengandung banyak protein.
Bahkan harga ikan sidat yang menyerupai ikan belut itu sangat pantastik tergantung dari ukuranya.
” Biasa kita jual harga Rp 100 ribu sampai ada yang jual Rp 500 ribu per ekor tergantung dari besar ikanya pak,” kata Sakka.
Bukan hanya itu dari pantauan wartawan hampir setiap malam terlihat warga memacing ikan di atas jembatan Bijawang untuk berburu ikan sidat maupun ikan liar lainya. (**)
Komentar