RUBRIK.co.id,BULUKUMBA- Rapat Dengar Pendapat (RDP) dilaksanakan di ruang komisi D, DPRD Bulukumba, Senin,4 Mei 2020.
Dalam RDP tersebut, Kepala Puskesmas Ujungloe Asriati menjadi bulan-bulan pegawainya yang terdiri dari perawat,dokter, hingga Apoteker Puskesmas Ujungloe.
Dirinya dituduh menyalahgunakan jabatan dan memperjualbelikan masker, yang merupakan pembagian dari Dinas Kesehatan untuk para ujung tombak kesehatan di Kecamatan Ujungloe.
Hal tersebut dikarenakan tidak adanya masker yang sampai ke para pelayan kesehatan Ujungloe.
Untuk mendapatkan masker, para perawat mengaku harus mengeluarkan uang, yang dibeli kepada Asrianti dengan harga yang cukup murah dari pasaran.
Belum lagi berbicara Alat Pelindung Diri(APD), para perawat dan dokter hanya bisa menggunakan jas hujan agar bisa mawas diri dari penyebaran virus corona dari orang yang mereka periksa.
” Kami di pelayanan UGD (Unit Gawat Daruruar) rawat inap, yang bersentuhan langsung dengan pasien. Namun tidak ada APD terpaksa pakai jas hujan, padahal kami tahu APD telah turun dari Dinkes Bulukumba. Kalau kami pertanyakan, Ibu Kapus bilang, ngapain kamu takut, saya saja tidak takut,” ujar Koordinitaor Tim Gerak Cepat (TGC) Ujungloe, Mulyadi mencontohkan perkataan Kapus Ujungloe Asrianti.
Bahkan kata Mulyadi, dokter Puskesmas juga tidak mendapatkan masker N94 yang merupakan masker bedah standar WHO. Akan diberikan oleh Kapus, namun itu bekas pakai.
” Alhamdulillah Dinas Kesehatan sudah luar biasa memberikan perlindungan buat kami berupa pemberian masker, meski realisasinya tidak sampai ke kami,” kata Asisten Apoteker Puskesmas Ujungloe,Nirwana saat dapat giliran menyampaikan pendapatnya.
Dalam laporannya, Nirwana menyampaikan jika Maret 2020 kemarin Dinkes Bulukumba memberikan 30 kotak ditambah 50 picis masker.
Begitupun April, Puskesmas Ujungloe mendapatkan 20 kotak masker.
” Persedian APD yang disediakan Dinkes Alhamdulillah, namun pengedarannya belum bagus berdasarkan fakta. Masker N 94 Maret lancar, namur diakhir bulan tidak kami tahu, bukan kami yang ambil,” kata Nirwana.
Ketua Komisi D DPRD Bulukumba M Bakti yang memimpin RDP tersebut meminta kinerja Kapus Ujungloe di Evaluasi.
Beberapa laporan para pegawai Ujungloe, kata Bakti sangat menganggu fikirannya, seperti masker yang tidak sampai dan penyalagunaan jabatan yang dilakukan Kapus Ujungloe.
Belum lagi pengerjaan fisik di Puskesmas Ujugloe yang disebut Bakti bermasalah. Seperti Perbaikan ambulans, Pemindahan loket tidak transpran, serta perbaikan limbah medis yang dia tekankan jangan dipermainkan karena berdampak pada kesehatan warga sekitar.
” Ada 6 program diambil alih oleh kapus. Terlalu rakuski sebagai kapus, semua mau ditangani, samaji di Dinas sosial, seperti Pak Asrul,” kata Bakti.
Kepala Dinas Kesehatan nampak beberapa kali menggelengkan kepalanya, tidak habis fikirnya Puskesmas yang pernah dia nahkodai tidak lagi kompak.
Suaranya parau, sesekali berhenti menahan air yang keluar dari matanya.
Padahal Puskesmas Ujungloe menurut dr Wahyuni pernah menjadi percontohan Puskesmas lain. Bahkan Puskesmas pertama yang mendapatkan penghargaan dari International Organization for Standardization (ISO).
” Saya mohon maaf,” kata dr Wahyuni dengan nada terbata-bata.
” Saya merasa sedih
di tengah pandemi Corona ini, ada masalah seperti ini,” tambah dr Wahyuni.
Dia berharap besar Asrianti sebagai Kepala Puskesmas bisa mengemban amanah dengan baik, memperbaiki kinerja dan manajemen saat ini.
” Ada fungsi manajemen tidak jalan, itu kita perbaiki, saya mohon kapus perbaiki dirita, kelola dirita, manajemen dirita baru menajemen organisasista,” kata Mantan Direktur RSUD Andi Sulthan Dg Radja Bulukumba itu.(**)
Komentar