Lebaran Idul Fitri di Bulukumba tidak Lepas Dari Aneka Minuman Bersoda

RUBRIK.co.id,BULUKUMBA- Perayaan Idul Fitri selalu saja menyisakan cerita menarik, tak terkecuali di Bulukumba Hampir setiap tahun, umat muslim di “Bumi Panrita Lopi” menyambut antusias suasana lebaran. Caranya pun beragam, mulai dari menyalakan petasan, kembang api, membuat makanan khas seperti ketupat, buras, leges hingga berlomba menyajikan menu hidangan yang pas di lidah.

Soal urusan hidangan, warga Bulukumba juga tak mau ketinggalan untuk menyajikan minuman bersoda. Aneka merk seperti Coca-cola, Sprite, Fanta, dan Pepsi, mulai dari yang berkaleng hingga botolan kerap tersaji di meja tamu. Biasanya, minuman ini menjadi teman yang pas saat menyantap kue kering.

Musadalifa (27) ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Caile kecamatan Ujung Bulu mengaku selalu menyiapkan minuman bersoda di saat lebaran. Ia pun memborong minuman di toko sejak jauh hari, yakni seminggu sebelum lebaran.

“Ini sudah seperti minuman wajib yang disajikan. Kalau nggak ada minuman seperti itu lebarannya seperti hambar,” ujarnya Minggu 24 Mei 2020

Hal senada juga dikemukakan Rahmat (40), warga Kelurahan Matekko kecamatan Gantarang
.Menurutnya, hidangan minuman bersoda sudah menjadi tradisi menahun bagi warga Bulukumba. Aneh rasanya jika di rumah tak menyajikan minuman tersebut. Apalagi penyajiannya dinilai sangat praktis.

“Anak-anak juga banyak suka. Kadang jadi bekal oleh-oleh setelah pulang bersilaturahmi,” katanya.

Tingginya animo warga bahkan membuat sejumlah toko kehabisan stok. Rahmat mengaku sempat dibuat pusing lantaran sulitnya mencari minuman bersoda di toko/minimarket menjelang lebaran. Ia juga enggan membeli di supermarket karena harganya relatif lebih mahal.

“Saya sampai muter-muter cari tapi barangnya kosong. Terpaksa beli eceran satu per satu di toko kecil,” terangnya.

Selain menyediakan minuman bersoda dalam jumlah banyak, keluarga Rahmat juga selalu menyediakan angpao lebaran bagi anak-anak kecil yang bertamu ke rumahnya. Jumlahnya pun bervariasi, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 20.000. Tidak heran jika sebelum lebaran, ia harus pergi ke Bank untuk menukar uang menjadi pecahan yang lebih kecil.

“Biasanya untuk keluarga-keluarga dekat saya kasi pecahan Rp 20.000. Memang ini seperti sudah jadi tradisi di keluarga kami. Alhamdulillah rezeki setiap tahun selalu ada,” pungkasnya.(**)

Komentar